Menurut Wikipedia, pendidikan merupakan proses pembelajaran
pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan sekelompok orang yang diturunkan dari
satu generasi ke generasi berikutnya melalui pengajaran, pelatihan, atau
penelitian. Umumnya, pendidikan terjadi di bawah bimbingan orang lain, tetapi
juga memungkinkan secara otodidak.
Pendidikan merupakan pengalaman hidup yang didapat dari
berbagai aspek yang hadir membawa pengaruh positif bagi proses perkembangan
seseorang.
Jenjang pendidikan dibentuk dalam beberapa tingkatan yang
sifatnya berkelanjutan. Seperti yang kita ketahui, di Indonesia sendiri jenjang
pendidikan formal dimulai dari pedidikan untuk anak usia dini dan/atau Taman
Kanak-kanak (PAUD/TK), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP),
Sekolah Menengah Pertama/Kejuruan (SMA/SMK/SMU), dan Perguruan Tinggi.
Jenjang pendidikan tersebut ditempuh secara bertahap dan
berkelanjutan dalam kurun waktu tertentu.
Untuk jenjang pendidikan yang pertama adalah Pedidikan untuk
Anak Usia Dini dan/atau Taman Kanak-kanak (PAUD/TK).
Jenjang pendidikan ini merupakan tahapan awal proses
belajar.
Pendidikan TK sendiri hadir sebagai sebuah bentuk jenjang
pendidikan untuk anak dengan rentang usia 4 – 6 tahun.
Tahukah kamu?
Ternyata pendidikan TK bukan jenjang pendidikan yang amat
diwajibkan. Namun, dengan hadirnya jenjang pendidikan ini akan membuat anak
usia pra-sekolah mendapat pembekalan sebelum memasuki jenjang pendidikan formal
selanjutnya, yakni sekolah dasar (SD). Hadirnya jenjang TK mengambil peran
besar dalam mengembangkan kepribadian anak.
Singkatnya, TK menjadi sebuah jembatan penghubung antara
lingkungan keluarga (yang sangat familiar bagi anak) dengan lingkungan luar yang
lebih luas.
Pendidikan anak di usia TK mencakup banyak hal yang sifatnya
krusial sebagai pondasi dalam menata kepribadian serta pola pikir anak. Dengan
mengikuti jenjang pendidikan TK secara optimal, anak akan diajari tentang
bagaimana upaya untuk meningkatkan kemampuan intelektual, sosial, emosi,
Bahasa, dan fisik.
Pendidikan di ranah taman kanak-kanak mengarah pada bentuk
pembinaan yang ditujukan melalui pemberian stimulus atau rangsangan pendidikan
yang akan berpengaruh pada proses pertumbuhan dan perkembangan anak, baik
jasmani maupun rohani, agar anak memiliki kesiapan dalam mengikuti jenjang
pendidikan yang lebih tinggi nantinya.
Dalam proses tumbuh kembangnya seorang anak, Ki Hajar
Dewantara memandang adanya tiga pusat pendidikan yang disebut dengan ”Sistem
Tripusat” yaitu 1) keluarga, 2) sekolah, dan 3) masyarakat. Sama halnya ketika
berada di jenjang pendidikan TK, anak akan mulai belajar menyelaraskan tiga
elemen tersebut agar bisa harmonis dan dijalani dengan baik.
Karena hakikat dari pendidikan taman kanak-kanak ini adalah
utamanya untuk memfasilitasi proses pertumbuhan dan perkembangan anak secara
menyeluruh dan juga berfokus pada pendampingan perkembangan kepribadian anak.,
Sistem pembelajaran di jenjang TK identic dengan bermain.
Maka dari itu, pihak penyelenggara pendidikan sudah semestinya menyediakan
fasilitas yang dapat menunjang perkembangan kognitif, bahasa, sosial, emosi,
serta motorik anak.
Lalu bagaimana dengan kurikulum yang diterapkan di TK?
Dalam kurikulum pendidikan taman kanak-kanak, ada beberapa
poin penting sebagai upaya dalam pengembangan kualitas diri anak. Bidang
pengembangannya diantara lain :
Pengembangan perilaku anak melalui pola pembiasaan
Perilaku dapat dirancang dan dibentuk dengan pembiasaan yang
rutin. Dalam kurikulum TK, anak akan dilatih dalam membentuk perilaku
sehari-hari agar dapat menjadi kebiasaan yang baik. Pembiasaan perilaku ini
difokuskan pada pengembangan moral, nilai-nilai agama, pengembangan sosial,
kemandirian, dan juga pengendalian emosi.
Pengembangan Kemampuan Dasar
Banyak kemampuan dasar yang akan menjadi bekal bagi anak
dalam menjalani jenjang pendidikan selanjutnya. Kemampuan tersebut meliputi :
Berbahasa : agar anak mampu mengkomunikasikan apa
yang dipikirkan secara sederhana dan efektif. Selain itu juga agar anak dapat
berbahasa Indonesia dengan baik.
Kognitif : agar kemampuan berpikirnya dilatih dalam
memcahkan masalah, dapat berpikir secara logis dan juga teliti.
Fisik : pengembangan ini dimaksudkan agar melatih
kemampuan motorik halus dan kasar anak. Selain itu juga agar mereka dapat
mengoordinasikan tubuh dengan baik dan menjadi sehat.
Seni : Pengembangan ini hadir sebagai upaya agar anak
dapat mengekspresikan imajinasi, mengasah afek, dan kreatif.
Singkat penjelasan bahwa pada masa taman kanak-kanak, si
kecil akan mempelajari hal-hal seperti pengenalan huruf dan bunyi, menulis,
angka dan berhitung, bentuk dan benda, dan juga waktu.
Muatan kurikulum diatas nampaknya sudah sangat lengkap dan
dapat mewakili si kecil dalam mengoptimalkan potensinya di usia dini dengan
menyenangkan.
Adapun ketika sudah memasuki taman kanak-kanak, si kecil
tidak hanya akan bermain tetapi juga mulai belajar. Tentu saja pendekatan yang
digunakan tetap menggunakan metode belajar sambil bermain.
Kenapa harus dengan bermain? Akankah anak tetap fokus?
Tenang saja.
Bermain sebetulnya dapat memotivasi anak agar mengetahui hal
baru secara mendalam dan spontan untuk berkembang.
Tahukah kamu?
Ternyata bermain memiliki makna filosofis tersendiri.
Dengan bermain, sebenarnya anak akan dilatih untuk
menghargai setiap proses yang sedang dijalan tanpa mengkhawatirkan hasil yang
akan diterima nantinya. Dengan bermain, anak akan melatih aspek emosi, sosial,
dan kognitifnya secara menyenangkan. Si kecil akan melatih kemampuan berpikir
secara spontan dan cepat dengan bermain. Kabar baiknya, ini akan meragsang
kemampuan kognitifnya dalam meningkatkan kecerdasan.
Inti dari pembelajaran taman kanak-kanak sangat mengutamakan
metode belajar sambil bermain dan berorientasi pada peoses perkembangannya. Ini
bertujuan agar dapat memberikan kesempatan kepada anak untuk aktif dalam
melakukan berbagai kegiatan belajar dan berusaha mengembangkan seluruh aspek
perkembangan yang dimilikinya.
Yuk coba Kembali ke poin sebelumnya
Singkat penjelasan bahwa pada masa taman kanak-kanak, si kecil akan mempelajari hal-hal seperti pengenalan huruf dan bunyi, menulis, angka dan berhitung, bentuk dan benda, dan juga waktu.
Tentunya proses pengenalan ini tetap menggunakan metode pendekatan
bermain.
Lantas bagaimana ketika anak sudah memasuki jenjang
pendidikan ini di masa pandemi?
Ini bukan hal mudah untuk dilewati.
Sebab ketika Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) diterapkan, alternatif
sistem pendidikan sudah pasti disesuaikan dengan model online (dalam jaringan).
Lalu bagaimana anak dapat belajar dengan metode pendekatan
bermain hanya dengan video-conference atau media lain yang masih terbatas?
LES PRIVAT CALISTUNG HADIR SEBAGAI SOLUSI
Lagi-lagi kembali ke poin sebelumnya bahwa di jenjang TK,
anak akan mulai dikenalkan dengan apa itu calistung. Bukan memaksa dan menuntut
untuk menguasai, hanya saja calistung di jenjang TK masih dalam tahap pengenalan
dan penyesuaian.
Belajar calistungnya mesti gimana nih?
Kan sedang sekolah online. Sementara anak TK akan lebih
topcer ketika menggunakan pendekatan bermain.
Orang tua pun mulai kewalahan dalam mengatasi hal ini.
Tenang..
Ada alternatif yang sangat memuaskan dan dapat membantu orang
tua dalam mengatasi masalah belajar ini.
Apalagi kalau bukan les privat?
Les privat calistung bisa dilakukan dirumah, kok.
Soal protokol Kesehatan dijamin aman. Jadi tidak perlu
risau.
Masalah harga, terhitung murah dengan banyak fasiltas dan benefit
yang akan didapat!
Les calistung dengan durasi satu jam setiap harinya akan
mengajak anak mengeksplorasi dunia calistung dengan menyenangkan. Karena tentor
akan melakukan pendekatan dengan metode bermain.
Orang tua cukup mengawasi sesekali dan mengecek Kembali progress
kemampuan calistung si kecil.
Jadi lebih praktis kan?
Anak masih tetap bisa belajar dengan menyenangkan walaupun
sedang sekolah online.
Ketika sudah tiba masa memasuki jenjang SD, kemampuan
calistung anak sudah terasah dengan baik.
Yuk siapkan bekal masuk SD dengan bimbingan tentor les privat
calistung hanya di Bimbel AIO!
Untuk pendaftaran hubungi 0816853042
Referensi :
Masitoh, M. P. Hakikat
Pendidikan dan Pembelajaran di Taman Kanak-kanak.
0 Komentar untuk "Les Calistung TK di Semarang"