Dari sekian banyak metode belajar, ada salah satu yang
terbilang jarang diketahui oleh banyak siswa!
Metode tersebut adalah interleaving. Sebuah strategi
belajar yang menekankan pada variasi dalam latihan atau materi yang dipelajari.
Berbeda dari metode tradisional yang fokus pada pengulangan satu topik secara
berturut-turut (blocking), metode interleaving justru menyarankan pencampuran
berbagai topik atau keterampilan dalam satu sesi belajar.
Metode interleaving adalah strategi belajar di mana pelajar
mempelajari beberapa topik atau keterampilan secara bergantian dalam satu sesi
belajar. Misalnya, dalam satu jam belajar, seorang siswa matematika tidak hanya
mengerjakan soal pecahan saja, tetapi juga soal persentase, perbandingan, dan
aljabar secara bergiliran.
Berbeda dari metode blocking yang fokus pada satu jenis
latihan hingga tuntas, interleaving menciptakan keragaman dalam proses belajar.
Otak dipaksa untuk terus beradaptasi, mengenali tipe soal, dan memilih strategi
penyelesaian yang tepat. Hal ini membuat pemahaman menjadi lebih dalam dan
fleksibel. Secara kognitif, interleaving melatih otak untuk membedakan antara
konsep yang mirip dan memilih pendekatan yang paling sesuai. Dengan kata lain,
bukan hanya mengingat, tetapi juga mengerti kapan dan bagaimana menggunakan
informasi yang sudah dipelajari.
Untuk memahami keistimewaan metode interleaving, penting
membandingkannya dengan pendekatan yang lebih umum, yaitu blocking. Dalam
metode blocking, siswa mengulang satu jenis soal secara terus-menerus, misalnya
mengerjakan 20 soal pecahan secara berturut-turut. Hasilnya mungkin terlihat
baik saat latihan karena otak bekerja dalam pola yang sama berulang-ulang.
Namun, hasil ini sering kali menurun drastis saat dihadapkan pada ujian atau
soal baru. Ini karena blocking membuat otak terbiasa dengan satu pola, bukan
dengan proses berpikir kritis atau analisis yang bervariasi.
Sementara interleaving melatih otak untuk berpindah fokus,
mengenali pola berbeda, dan memilih strategi tepat setiap saat. Contohnya,
dalam latihan interleaving matematika, siswa bisa mengerjakan soal pecahan,
lalu dilanjutkan soal perbandingan, lalu ke persentase. Pola ini menciptakan
ruang latihan mental yang lebih dinamis, meskipun terasa lebih sulit di awal.
Namun dalam jangka panjang, hasilnya jauh lebih efektif.
Metode interleaving mampu meningkatkan pemahaman konsep dan
daya ingat jangka panjang. Karena otak harus bekerja lebih keras untuk
berpindah antar topik, informasi yang dipelajari akan lebih kuat tertanam dalam
memori. Interleaving juga mendorong siswa untuk memahami konsep, bukan sekadar
menghafalnya. Dengan berlatih berbagai tipe soal, siswa belajar menghubungkan
satu konsep dengan konsep lainnya.
Saat menghadapi soal atau masalah baru, siswa yang terbiasa
dengan interleaving cenderung lebih cepat dalam mengenali pola dan menentukan
solusi. Selain itu, metode ini juga membantu mengurangi rasa terlalu percaya
diri yang sering muncul saat menggunakan metode blocking. Interleaving menjaga
kesadaran bahwa belajar adalah proses eksplorasi yang terus berkembang.
Interleaving bisa diterapkan dalam berbagai bidang studi,
tidak hanya matematika. Dalam sesi belajar, jangan fokus hanya pada satu jenis
soal. Buat daftar campuran dari beberapa topik yang sedang dipelajari.
Misalnya, dalam bahasa Indonesia, siswa bisa berlatih membaca, menulis puisi,
dan menyusun paragraf dalam satu sesi.
Untuk memulai cara belajar ini, langkah awal yang dapat
dilakukan adalah:
1. Susun jadwal belajar mingguan dengan mencampurkan
topik-topik penting. Misalnya, Senin: Matematika dan Bahasa, Selasa: IPA dan
Sejarah. Jangan menumpuk topik yang sama dalam satu hari. Gunakan juga media
belajar variatif. Selain buku teks, gunakan video edukatif, podcast,
infografis, atau latihan interaktif. Variasi ini membantu menciptakan koneksi
antar konsep secara lebih luas.
2. Guru atau tutor bisa memberikan latihan ujian dengan tipe
soal beragam. Ini membantu siswa melatih kemampuan identifikasi masalah dan
pengambilan keputusan. Setelah sesi belajar, ajak siswa untuk merefleksikan
materi mana yang paling menantang dan kenapa. Ini melatih kesadaran belajar dan
memperkuat pemahaman.
Namun, seperti metode belajar lain, interleaving juga
memiliki tantangan tersendiri. Salah satunya adalah rasa tidak nyaman karena
otak merasa “belum menguasai” satu topik sebelum berpindah. Ini wajar, karena
interleaving memang menantang zona nyaman belajar. Untuk mengatasi hal ini,
penting memberi pemahaman bahwa ketidaknyamanan dalam belajar justru tanda
bahwa otak sedang berkembang. Orang tua atau tutor bisa membantu dengan
membimbing proses secara bertahap, serta memberikan dukungan positif saat anak
menghadapi kesulitan.
Tantangan lainnya adalah mengatur variasi materi secara
efektif. Jika campuran topik terlalu acak, bisa menyebabkan kebingungan. Maka
penting memilih topik yang masih saling berkaitan dan berada dalam tingkat
kesulitan yang serupa.
Di tengah banyaknya metode belajar yang tersedia, Bimbel AIO
Privat menerapkan pendekatan interleaving secara terstruktur untuk
memaksimalkan hasil belajar setiap anak. Tutor-tutor berpengalaman di AIO tidak
hanya mengajarkan materi, tapi juga menyusun sesi belajar dengan mencampur
berbagai topik secara strategis.
Dengan sistem bimbingan satu-satu (privat), setiap sesi
belajar disesuaikan dengan kemampuan, gaya belajar, dan kebutuhan anak. Metode
interleaving diterapkan untuk membantu anak berpikir fleksibel, mengenali pola
soal, dan meningkatkan pemahaman lintas topik.
Bukan hanya soal akademik, tutor AIO juga membimbing anak membangun kepercayaan diri, semangat belajar, dan kemampuan refleksi diri. Lingkungan belajar yang nyaman, fleksibel, dan positif menjadi penunjang utama agar anak bisa berkembang optimal.
Ingin mengenalkan metode belajar yang lebih efektif dan
menyenangkan sejak dini? Bimbel AIO siap mendampingi setiap langkah belajar
anak. Hubungi tim AIO melalui WhatsApp di 0816853042 dan temukan
program terbaik yang sesuai dengan kebutuhan belajar anak.
0 Komentar untuk "Mengenal Metode Interleaving dalam Belajar"