Beberapa hari lalu, AIO telah membagikan tips Teknik “Reading Beyond Memory” untuk membekalimu mendapatkan pemahaman mendalam ketika membaca.
Kali ini masih berkaitan dengan hal tersebut, yaitu tentang The Forgetting Curve!
Mungkin kamu pernah merasa sudah menguasai pelajaran dengan baik, tapi hanya dalam beberapa hari detailnya menghilang begitu saja. Ternyata banyak juga siswa yang mengalami hal ini, dan ternyata fenomena ini sudah lama diteliti oleh seorang psikolog Jerman bernama Hermann Ebbinghaus pada abad ke-19, dengan memperkenalkan konsep The Forgetting Curve atau kurva lupa.
Kurva ini menunjukkan pola alami bagaimana otak manusia melupakan informasi seiring waktu. Tanpa pengulangan, otak akan kehilangan sebagian besar detail dalam hitungan jam hingga hari. Bahkan, dalam 24 jam pertama setelah belajar, sekitar 50–70% informasi bisa hilang. Setelah seminggu, yang tersisa mungkin hanya secuil saja.
Tapi tenang saja! Kurva lupa ternyata masih bisa ditangani. Dengan strategi belajar tertentu, memori bisa diperkuat dan informasi bisa bertahan lebih lama.
Simak penjelasan di bawah ini!
1. Gunakan spaced repetition
Banyak siswa masih mengandalkan sistem belajar kebut semalam atau yang dikenal dengan cramming. Masalahnya, meskipun efektif untuk jangka pendek, metode ini justru mempercepat lupa setelah ujian selesai. Di sisi lain, spaced repetition terbukti jauh lebih efektif. Prinsipnya sederhana: ulangi informasi di interval waktu tertentu yang semakin panjang. Misalnya:
- Ulangi dalam 24 jam setelah belajar pertama
- Ulangi lagi setelah 3 hari
- Ulangi seminggu kemudian
- Ulangi lagi setelah sebulan
Setiap kali materi diulang, jalur memori di otak semakin
kuat. Bahkan meski sedikit lupa, proses mengingat kembali justru membuat memori
lebih tahan lama. Teknik ini bisa dipraktikkan dengan catatan manual,
flashcard, atau aplikasi digital seperti Anki dan Quizlet yang dirancang khusus
untuk spaced repetition.
Baca selengkapnya terkait Belajar dengan Teknik Spaced Repetition
2. Terapkan overlearning
Banyak yang berhenti belajar begitu merasa sudah paham.
Padahal, “paham” belum tentu berarti informasi benar-benar masuk ke memori
jangka panjang.
Overlearning adalah melanjutkan latihan bahkan setelah
merasa sudah bisa. Misalnya, setelah bisa menyelesaikan satu soal matematika,
jangan langsung berhenti. Kerjakan beberapa variasi soal lain sampai
benar-benar terbiasa. Atau saat menghafal kosa kata bahasa asing, terus ulangi
meskipun sudah hafal sekali baca.
Overlearning dapat memperlambat laju lupa dan membuat ingatan lebih kokoh. Jadi, bukan sekadar “cukup bisa”, melainkan memastikan informasi sudah tertanam kuat.
3. Belajar dengan lebih bermakna
Otak lebih suka menyimpan informasi yang dianggap penting
atau relevan. Itu sebabnya mudah mengingat lagu favorit, tapi sulit mengingat
angka acak.
Agar informasi pelajaran lebih bermakna, ada beberapa cara:
- Hubungkan dengan kehidupan nyata. Misalnya saat belajar fisika, coba kaitkan dengan fenomena sehari-hari seperti pergerakan kendaraan atau hukum gaya pada olahraga.
- Buat cerita. Menghafal urutan sejarah bisa lebih mudah jika disusun menjadi alur cerita menarik.
- Gunakan asosiasi kreatif. Membuat singkatan atau akronim bisa membantu mengingat detail yang rumit.
4. Gunakan teknik active recall
Membaca ulang catatan atau menyorot teks seringkali terasa
produktif, padahal sebenarnya pasif. Otak tidak benar-benar diuji untuk
mengingat.
Teknik active recall mengharuskan otak untuk menarik
informasi tanpa bantuan. Contohnya:
- Menutup buku lalu menjawab pertanyaan dari ingatan.
- Membuat flashcard dengan pertanyaan di satu sisi dan jawaban di sisi lain.
- Menjelaskan materi kepada orang lain seolah sedang mengajar.
Proses ini memang terasa lebih menantang, tapi justru itulah
yang memperkuat memori. Semakin sering dilatih, semakin dalam informasi
tertanam.
5. Istirahat dan tidur yang cukup
Kurva lupa bukan hanya soal cara belajar, tapi juga soal
kondisi otak. Tidur yang cukup terbukti sangat berpengaruh terhadap konsolidasi
memori, yaitu proses otak memindahkan informasi dari memori jangka pendek ke
jangka panjang.
Belajar dengan kondisi otak lelah hanya akan membuat informasi masuk sekilas lalu hilang. Sebaliknya, tidur nyenyak setelah belajar akan membantu informasi melekat lebih kuat. Maka, daripada begadang semalaman, lebih baik belajar dengan teratur lalu tidur dengan cukup.
6. Kombinasikan dengan variasi metode belajar
Otak senang dengan variasi. Jika hanya mengandalkan satu metode belajar, rasa bosan muncul dan perhatian berkurang. Kombinasikan beberapa cara agar belajar lebih efektif, misalnya:
- Membaca catatan, lalu berdiskusi dengan teman.
- Menonton video penjelasan, lalu langsung mengerjakan soal.
- Membuat mindmap untuk materi yang panjang.
Dengan variasi, otak terlibat lebih aktif, dan memori lebih mudah terbentuk.
The Forgetting Curve adalah tantangan alami yang dialami
setiap orang. Namun, dengan strategi yang tepat, mulai dari spaced repetition,
overlearning, membuat informasi bermakna, menggunakan active recall, menjaga
tidur, hingga memvariasikan metode belajar agar informasi bisa bertahan jauh
lebih lama.
Belajar bukan sekadar menghafal cepat, melainkan membangun
kebiasaan yang membuat pengetahuan bertahan. Strategi ini sangat bermanfaat
terutama bagi siswa yang ingin sukses menghadapi ujian sekolah, UTBK, atau
ujian masuk perguruan tinggi.
Namun, menerapkan semua strategi ini sendirian kadang tidak
mudah. Dibutuhkan arahan, disiplin, dan bimbingan. Di sinilah AIO Privat
Semarang bisa menjadi solusi. Dengan tutor berpengalaman dan sistem
pembelajaran privat yang fleksibel, siswa tidak hanya diajari materi, tetapi
juga dipandu bagaimana belajar efektif sesuai kebutuhan pribadi.
Hasil belajar lebih nyata, pemahaman lebih mendalam, dan
yang paling pentingbmateri tidak cepat hilang dari ingatan.
Untuk konsultasi gratis dan informasi pendaftaran les
privat, bisa langsung hubungi admin melalui WhatsApp: 0816853042
0 Komentar untuk "Mengatasi The Forgetting Curve: Strategi Jitu Agar Belajar Lebih Melekat di Ingatan"